Wednesday, 13 November 2013

#5BukuDalamHidupku Para Pecinta Hujan


Bernard Batubara

Judul: Milana, Perempuan yang Menunggu Senja
Penerbit: Gramedia, 2013, Jakarta
Ukuran: 13 x 20 cm
Tebal: 192 halaman
ISBN: 978-979-22-9507-8













Justru bukan cerpen yang berjudul Perempuan yang Menunggu Senja yang ditulis oleh Bernard Batubara dalam bukunya yang berjudul Milana yang mampu merubah pola pikir saya. Saya lebih tertarik dengan judul cerpen Lelaki Berpayung dan Gadis yang Mencintai Hujan dalam buku Milana.

Berikut sedikit cerita dalam cerpen Lelaki Berpayung dan Gadis yang Mencintai Hujan.

Setiap kali hujan turun dan harus berada di luar rumah, Tetto dalam cerpen Lelaki Berpayung dan Gadis yang Mencintai Hujan selalu membawa payung. Ia tidak menyukai hujan dan basah karena kehujanan. Tapi Erina, gadis yang dijuluki Tetto sebagai Gadis Hujan, sangat mencintai hujan. Setiap kali hujan turun, ia akan menari di bawah guyuran hujan. Hujan membuat Erina merasa lebih hidup. Bagi Erina, dengan membawa payung, Tetto sebenarnya tidak menikmati hidup. "Jika memang hujan itu masalah buatmu, mestinya kau menghadapinya langsung, bukan malah menghindarinya dengan memakai payung. Kau tidak menikmati hidup jika terus lari dari masalah."(halaman,41-42). Akankah Tetto menerima keyakinan Erina dalam hidupnya meskipun suatu hari Erina tidak pernah lagi menari dibawah guyuran hujan?

Ini terjadi di jogja kepada diriku. Iya,.. Aku bertemu seorang wanita yang sangat mencintai hujan dan bahkan rela basah karena kehujanan dan tidak takut jika ia sakit karena hujan. "Hujan itu indah, aku menyukainya, aku menyukai setiap tetes hujan yang membasahi setiap helai rambut serta tubuhku" ujar gadis yang kusebut pula Gadis Hujan seperti tokoh Erina yang disebut Gadis Hujan oleh Tetto dalam cerpen Lelaki Berpayung dan Gadis yang Mencintai Hujan.

Gadis itu mirip sekali dalam tokoh Erina. Sepulang kuliah jika hujan deras datang mengguyur bumi, Ia tidak lagi sungkan untuk menikmati setiap tetes hujan yang membasahi paras cantik tubuhnya. Orang-orang melihatnya dengan pandangan yang aneh, termasuk aku. Namun gadis ini tidak memperdulikan tatapan orang-orang disekitarnya gadis ini hanya fokus pada tetesan hujan.

Gadis itu juga mempunyai karakter yang sama dengan sosok Erina. Gadis yang periang, gadis yang bahkan bisa menjadi sangat periang jika hujan mulai turun dengan derasnya.



Suatu ketika ia sakit. Ia terkena demam dan harus di opname di salah satu Rumah Sakit di jogja. Aku menjenguknya dan aku berkata"kamu sakit gara-gara hujan-hujanan." Gadis itu menjawab "Bukan !! hujan itu temanku, mana mungkin aku menyalahkannya atas dasar penyakit yang aku derita. Penyakit ini memang sekarang jadi masalah buat aku dan aku harus menghadapinya. Bukankah begitu seharusnya?"

Tapi bukankah penyakit itu timbul di karenakan hujan?"

Kamu takut hujan?"
mengapa hujan harus kamu takuti?" Gadis itu malah bertanya balik kepadaku.

Aku bukannya takut dengan hujan, aku hanya malas jika bajuku basah terkena hujan, aku lebih memilih diam di rumah ketimbang harus hujan-hujanan. Bukankah jika hujan-hujanan malah menimbulkan penyakit?" Jawabku menjelaskan.

Berarti kamu belum menikmati hidup. Sesekali jika aku sudah sembuh akan ku ajak kamu menikmati hujan. Menikmati hidup, Bagaimana?. Nanti kamu akan merasakan nikmatnya hidup dengan guyuran hujan yang akan membasahi setiap jengkal tubuhmu.

Aku tidak janji" Jawabku singkat

Setelah hampir satu jam aku berada dirumah sakit, aku memutuskan untuk pulang. Ditengah perjalanan hujan datang dan aku berteduh di sebuah ruko yang belum ditempati. Seketika aku teringat kata-kata gadis yang kusebut Gadis Hujan itu." hujan itu temanku, mana mungkin aku menyalahkannya atas dasar penyakit yang aku derita. Penyakit ini sekarang jadi masalah buat aku dan aku harus menghadapinya. Bukankah begitu seharusnya?"

Akhirnya aku memutuskan untuk melawan hujan. Aku menerobos derasnya hujan dijalanan dengan menggunakan sepeda motor yang kutunggangi. Disitu aku merasakan kebebasan yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Sampai akhirnya aku sampai dirumah dan akupun terkena penyakit. Ya.. Aku terkena demam. Tapi anehnya aku malah merasa nyaman dengan ini. Dan sekarang yang harus kulawan adalah penyakitku.

Akhirnya aku sadar bahwa tokoh dari Erina yang disebut Gadis Hujan oleh Tetto ini benar aku temui. Dan aku sekarang sadar juga bahwa "Jika kamu mempunyai masalah, hadapilah. Masalah datang bukan untuk di hindari melainkan untuk di hadapi."


No comments:

Post a Comment