Judul buku : Curcol Pelajar Bodoh
Penulis : Arif Fitra Setianto
Diary itu semacaem temen gue sebelum tidur dulu, disitu tempat gue menuliskan cerita-cerita absurd gue sehabis beraktifitas seharian. Dari cerita soal masalah guru yang killer disekolah, kisah tentang kepribadian temen-temen gue yang super-absurd dan sampai masalah gue yang lagi jatuh cinta. Pokoknya semuanya gue tulis disitu. Dari masalah yang nggak penting sampai masalah yang super-duper nggak penting.
Tapi ada sih yang belum gue tulis disitu, kisah tentang gue sama seseorang yang nggak akan pernah bisa gue lupain. Orang yang selalu senyum sama gue disekolah, orang yang selalu ngingetin gue buat bikin PR dengan cara sms setiap malam, orang yang selalu baik sama gue setiap saat.
Gadis dengan tutur kata yang lembut, yang kala itu berpenampilan biasa saja menurutku dengan kerudung yang tak pernah lepas dari kepalanya. Gadis yang sangat baik dan seharusnya mendapatkan sesuatu yang lebih baik.
Gadis yang kala itu berusia 15 tahun, gadis yang pendiam namun selalu memperhatikan seorang anak lelaki yang juga berusia sama dengannya. Gadis itu menyukai lelaki tersebut dengan sepenuh hatinya. Gadis yang menyukai lelaki itu apa adanya, gadis yang sangat menyukai segala kekurangan yang dimiliki lelaki itu.
Tapi sayang Lelaki itu terlalu bodoh karena ia tidak merasakan akan kehadiran gadis yang sangat baik dan sangat perhatian kepadanya. Gadis itu ternyata telah salah menyukai lelaki. Gadis itu seperti bintang yang mencintai matahari, bintang seharusnya mencintai bulan, bukan matahari yang tak pernah menganggap bintang itu ada dalam kehidupannya.
Sama seperti gadis itu, gadis itu seharusnya menyukai lelaki yang bisa menganggap kehadirannya ada, bukan malah mencintai lelaki yang tak pernah menganggapnya ada. Atau mungkin mereka memang tidak diperkenankan untuk bersama, takdir tidak memperbolehkan mereka menjadi satu. seperti matahari yang tidak pernah dipertemukan dengan bintang.
Lelaki yang aku bilang bodoh itu suatu hari mengobrol dengan gadis yang sangat baik hati itu. Mereka berbincang-bincang, mereka tertawa, sampai pada obrolan yang lebih serius, "Hey,.. tau kah kamu?" tanya lelaki itu pelan tapi tegas. "Aku menyukai sahabatmu, menurutmu bagaimana?"tambahnya,.. Gadis itu hanya diam seribu bahasa, ia tak mampu berucap, bahkan untuk sekedar bergerakpun rasanya tak bisa, badannya seolah lumpuh akan perkataan itu.
Hey,.. menurutmu bagaimana?" Lelaki itu bertanya lagi.
Gadis itu masih diam, namun perlahan ia mulai mengeluarkan kata-katanya. Pelan dan sangat pelan gadis itu mulai mengeluarkan suara. "Kamu nggak ngerti juga ya,.. perlahan air matanya menetes, membasahi setiap sisi-sisi lembut pipinya. "Aku yang sebetulnya menyukaimu selama ini, Aku yang rela berkorban demi dirimu selama ini, apa masih belum cukup kalau itu membuktikan bahwa aku memang mencintaimu" ujar gadis itu seraya meneteskan air matanya.
Lelaki itu sekarang yang malah diam seribu bahasa mendengar pernyataan yang keluar dari mulutnya. Ia tidak menyangka bahwa selama ini gadis itu menyukainya, gadis yang sangat baik, gadis yang telah tersakiti hatinya.
Ini terakhir kali aku berbicara denganmu,.." Ucap gadis itu lalu meninggalkan lelaki bodoh itu.
Beberapa tahun berselang Lelaki itu terus-terusan mencoba untuk menghubungi lagi gadis itu. Setelah sebelumnya sahabat dari gadis itu yang justru dicintainya telah menolak lelaki itu lantaran ia tidak menyukainya. Sekarang lelaki itu sadar bahwa "hati itu dipilih bukan memilih". Ia merasa menyesal kala itu tidak mengetahui sebuah cinta yang datang dari gadis yang sangat baik dan sangat perhatian padanya.
Dasar bodoh" Ucap lelaki itu ada dirinya sendiri,..
Sampai sekarang ia masih belum bisa menghubungi gadis itu, gadis yang ia lukai hatinya. Meskipun ia sudah mempunyai nomor handphone atau pun email dari gadis itu dan mencoba berulang kali menghubunginya. Gadis itu tetap tidak mau mengangkat telpon, dan tidak mau membalas sms ataupun email. Mungkin baginya lelaki itu sudah menjadi sebuah fosil dalam dirinya yang seharunya sudah harus dikubur dalam-dalam dan tidak akan ia cari lagi.
Sebuah penyesalan yang memang selalu datang diakhir. Lelaki itu sekarang sangat menyesalinya. Ia baru sadar kalau selama ini yang ia cari adalah gadis itu bukan yang lain.
"Suatu saat jika aku bertemu dengannya lagi, aku akan menjadi bulan, yang akan selalu menemani bintang disetiap malam"
***
Tulisan terakhir ini aku tujukan kepada gadis yang sangat baik hati yang berada sangat jauh disana. Semoga ia akan selalu baik-baik saja dan bahagia disana. Proyek yang dibuat oleh irwan bajang dalam #5BukuDalamHidupku mengingatkanku lagi pada memori-memori tentangnya. Dan itu kamfrettt mas bajang. Hhaha tapi makasih ya atas proyek #5BukuDalamHidupku.
End...
No comments:
Post a Comment