Mengenal Lebih Dalam Makam Imogiri

“Mengenal tempat peristirahatan para Raja Jogja dan Raja Solo, tanpa perlu berlelah mendaki tangga.”

Ditulis pada ,oktober 2013

Makam Imogiri terbuka untuk umum pada hari jum’at, senin, dan minggu. Ini adalah peraturan baru yang dimulai pada bulan oktober 2013. Jika ingin berziarah kita juga diharuskan menggunakan jarik atau kain khas jawa serta blangkon yang sudah disediakan. Jadi kita hanya perlu mengeluarkan uang sewanya sebesar 5.000 Rupiah.

Menurut penuturan Abdul malik, seorang lelaki tua berumur 74 tahun yang sudah mengabdi pada kesultanan keraton dan menjaga pemakaman para Raja-raja di Imogiri. Makam ini dimulai dari makam Sultan Agung-Raja Mataram. Setelah itu komplek terbagi dalam dua di sebelah kiri dan kanan seiring dengan perpecahan kekuasaan. Masing masing untuk makam Raja-raja Jogja (Hamengkubuwono) dan Raja Solo (Pakubuwono).

Dan semua keturunan para Raja. Baik itu dari keturunan Raja-raja Jogja maupun Solo itu diwajibkan untuk dimakamkan di Imogiri. Bahkan sebelum raja yang menjabat sebagai gubernur kota jogjakarta ini meninggal, sudah dipersiapkan tempat untuk pemakaman nya kelak.

Dan konon katanya, menurut informasi yang diberikan oleh mbah abdul malik selaku juru kunci makan imogiri. Hanya Hamengkubuwono II yang tidak dimakamkan di Imogiri. Melainkan atas permintaan nya sendiri, Hamengkubuwono II meminta di makamkan di Kota Gede dan masih ada sampai sekarang.

Oh ya, masuk ke Imogiri kini tak perlu lagi musti menempuh dengan cara mendaki di 400 an lebih anak tangga. Kini cukup arahkan mobil ke kiri jalan sebelum tempat parkir, maka mobil bisa sampai ke ujung atas makam. Parkir dengan biaya 10 ribu untuk mobil dan 2 ribu untuk sepeda motor serta tips ke pemandu setempat, maka kita tak perlu berlelah lelah lagi. Tetapi untuk yang masih merasa kuat dan masih muda dianjurkan untuk melewati anak tangga saja. Selain untuk merasakan sensasi nya kita juga dapat menjaga kebugaran tubuh kita dengan berolahraga menaiki tangga.