Tuesday, 17 November 2015

Mengakali Anomali Harga BBM

Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang kaya akan sumber daya alamnya. Namun, indonesia hingga saat ini masih dinilai belum sejahtera. Terutama dalam hal ekonominya. Ini dibuktikan dengan masih banyaknya tingkat kemiskinan yang dialami oleh masyarakat. Bukankah sudah menjadi tanggung jawab negara untuk mensejahterakan, mendamaikan serta membahagiakan seluruh warga negaranya?.

Dalam hal ini negara wajib berupaya dengan menggunakan segala wewenang yang melekat padanya,  dalam meregulasi semua sektor yang menyangkut harkat hidup orang banyak. Salah satu sektor yang paling berpengaruh terhadap orang banyak adalah BBM (Bahan Bakar Minyak). Sehungga regulasinya sangat menentukan dan bahkan berimbas pada sektor kehidupan masyarakat. Harga BBM yang dipengaruhi oleh kebutuhan dan perdagangan global. Sehingga naik - turunnya harga BBM sangat terkait dengan sistem perdagangan global.


Penentuan harga BBM di indonesia dan di negara-negara maju seperti eropa sangat berbeda. Di eropa penentuan harga BBM diserahkan kepada pasar. Artinya peran pemerintah dalam hal ini sangat kecil dalam menentukan harga BBM. Sehingga jika terjadi kenaikan harga BBM maka masyarakat yang lansung membayarnya, tanpa ada subsidi dari pemerintah. Sehingga dana anggaran belanja negara dapat disesuaikan dengan rencanya sesuai yang telah disepakati DPR ataupun Senat.

Berbeda dengan kondisi diindonesia, dimana harga BBM  ditentukan dan senantiasa dikontrol oleh pemerintah. Sehingga pemerintah indonesia akan tetap mempertahankan harga BBM , dengan memberikan subsidi selisih harga di pasaran internasional, yang nilainya mencapai triliun Rupiah jika terjadi pembengkakan harga di pasaran internasional.

Maka akan muncul pertanyaan, sudah tepat sasaran kah subsidi yang dilakukan pemerintah?
Sementara dalam hal ini masyarakat tidak siap dengan perubahan harga BBM yang naik-turun, dikarenakan kesenjangan dan kemiskinan yang masih banyak dialami masyarakat. kenaikan harga BBM biasanya disertai dengan kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat. namun, disisi lain tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan. Sehingga masyarakat menengah kebawah merasa sangat terbebani.

Untuk menanggapi situasi harga BBM  yang naik-turun, setidaknya masyarakat harus mengakali kenaikan harga BBM yang sering terjadi. Ada beberapa cara yang bisa dilakukakan oleh masyarakat. 

Pertama, melakukan penghematan pemakaian BBM bersubsidi. masyarakat bisa memulainya dengan mengurangi pemakaian kendaraan berbahan bakar dan mengalihkannya dengan memakai kendaraan yang tidak berbahan bakar. Seperti, sepeda. Jika dalam perjalanan yang tidak jauh dan mendesak sepertinya masyarakat harus mulai beralih dari kendaraan berbahan bakar. 

Kedua, masyarakat bisa memanfaatkan fasilitas transportasi umum yang sudah disediakan oleh pemerintah. Kebiasaan inilah yang harus kita tingkatkan, untuk mengakali naik turunnya harga BBM. 

Ketiga, dengan mematikan mesin kendaraan saat lampu merah. Di indonesia apalagi dikota-kota besar terdapat banyak sekali lampu merah yang jika dirata-rata menyala lebih dari 100 detik. Pengendara bisa menyalakannya kembali hinga detik 20. Dengan mesin berhenti tentu penggunaan BBM bisa dihemat.


Dengan melakukan beberapa cara tersebut penulis yakin penggunaan BBM bisa diakali. Sehingga kita dapat memberdayakan budaya hemat BBM.

No comments:

Post a Comment